Perbaikan kualitas tanah pada pertanian dengan memanfaatkan senyawa anorganik (zeolite)

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industry, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemnafaatan sumber daya haayati yang termasuk dalam pertanian yang biasa dipahami oleh orang sebagai budi daya tanaman atau bercocok tanam.

Sector pertanian mempunyai peranan yang snagat penting dalam pembangunan ekonomi negara ini. Sector ini (seharusnya) memberikan banyak kontribusi terhadap kehidupan bangsa ini. Lalu, mengapa pertanian dianggap penting di negara ini.? Hal ini terjadi karena pertanian

1.      Sebagai sumber devisa negara

2.      Sebagai sumber pendapatan penduduk

3.      Sebagai penyediaan bahan baku industry

4.      Sebagai sector penyediaan lapangan pekerjaan

5.      Sebagai sector yang memepengaruhi sector pembanguana nasional

6.      Sebagai sekyot untuk kebutuhan konsumsi dalam negri.

Dengan beberapa kontribusi dan peranannya yang sangat sentral, sektor pertanian seharusnya mendapatkan perhatian yang khusus dari pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Permasalahan-permasalahan yang terjadi didunia pertanian harus diataasi setahap demi setahap dan secara bersinambungan agar Indonesia menjadi negara yang bebas impor sesuai dengan sebutan negra agraris yang memilki lahan pertanian yang sangat luas dan buadaya tani yang mengakar kuat dalam hati rakyat . mengatasi berbagai permaslahan disektor pertanian membutuhkan proses dan strategi matang dan sinergi antara pemerintah dan rakyat. Diantaranya permasalahan yang ada dalam pertanian Indonesia adalah pada tanahnya. Diantara permasalahan tanah di Indonesia adalah kadar bahan organik yang rendah, KTK rendah dan cepat merosotnya kesuburan tanah, dan kemasaman tanah tinggi. Kadar bahan organik tanah-tanah pertanian di Indonesia terus mengalami penurunan karena petani umumnya hanya memupuk dengan pupuk kimia secara terus-menerus tanpa atau sedikit sekali dengan penambahan bahan organik. Akibatnya, selain turunnya kadar bahan organik, tanah menjadi semakin masam dan keras akibat kerusakan struktur tanah dan berkurangnya populasi sebagian besar mikroorganisme tanah. Pada kondisi seperti itu, tanah menjadi tidak responsif terhadap pemupukan sehingga produksi turun. Salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanah, diperlukan pemberian pupuk organik. Namun demikian bahan organik yang diperlukan sangat banyak yaitu sekitar 10 ton/ha/tahun. Untuk itu diperlukan bahan organik dalam jumlah besar yang sering terkendala dalam pengadaaannya. Masalah tanah lainnya adalah rendahnya KTK dan cepat merosotnya kesuburan tanah. Indonesia yang terletak di daerah tropika basah selain memberikan berbagai keuntungan, juga membawa implikasi pada penurunan kualitas sumberdaya tanah yang sangat cepat. Pengkikisan lapisan subur tanah, pencucian unsur-unsur hara bersama aliran permukaan, hilangnya nitrogen ke atmosfir melalui penguapan merupakan contoh fenomena yang merugikan. Akibatnya, kualitas kesuburan tanah merosot sangat cepat disertai dengan penurunan produktivitas tanah yang pada akhirnya mengurangi produksi pangan. Tanah yang dihasilkan di daerah tropika basah adalah tanah dengan KTK rendah seperti Oxisol, Ultisol, dan sebagian Inceptisol.

            Untuk mengatasi permasalahan rendahnya KTK dan penurunan kualitas tanah seperti tersebut di atas, maka diperlukan bahan yang dapat meningkatkan KTK dan mengembalikan kesuburan tanah, meningkatkan daya jerap tanah terhadap pupuk, dan dapat menyimpan air lebih lama di dalam tanah. Bahan yang dapat digunakan untuk keperluan di atas selain kompos adalah zeolit. Kedua bahan tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan. Bahan organik mempunyai kelebihan memberikan efek yang luas meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah tetapi kelemahannya ketersediaannya terbatas dan mudah terdekomposisi sehingga harus sering ditambahkan ke dalam tanah. Zeolit mempunyai kelebihan strukturnya stabil di dalam tanah sehingga dapat memberikan pengaruh dalam jangka waktu yang panjang tetapi harganya masih relatif mahal. Maka jika kedua bahan pembenah tanah tersebut digabungkan, maka akan diperoleh bahan kompos-zeolit. Kompos-zeolit dapat diproduksi dengan menambahkan 10-30%. zeolit dalam proses pengomposan. Pemberian zeolit pada proses pengomposan akan menghasilkan kompos yang berkurang baunya (Suwardi, 2004). Pemberian kompos-zeolit pada dosis rendah dalam jangka panjang akan berdampak pada peningkatan kadar bahan organik dan sekaligus menambahkan zeolit ke dalam tanah. Dengan cara itu sifat-sifat tanah baik KTK maupun kadar bahan organik akan naik

                                                             gambar  batu alam zeolite

            Zeolit termasuk mineral dari golongan silikat, tetapi berbeda dengan mineral lain dari golongan silikat seperti feldspar, kuarsa, dan lain-lain, struktur mineral zeolit berongga. Struktur berongga ini menyebabkan zeolit mempunyai bobot isi lebih rendah, hanya sekitar 2,0 g. Dalam proses pembentukannya, unsur silikon yang bervalensi 4- sebagian digantikan oleh unsur aluminum yang bervalensi 3+sehingga terjadi kelebihan muatan negatif. Dengan adanya substitusi tersebut kerangka dasar dalam mineral zeolit adalah aluminum-silikat. Kelebihan muatan negatif ini kemudian dinetralkan dengan adanya kation-kation seperti kalium, natrium kalsium dan magnesium

    Disamping itu telah diketahui mineral zeolit dapat meningkatkan efisiensi pupuk nitrogen. Zeolit merupakan bahan alam yang memiliki KTK tinggi (120-180 meq/100g) dan berongga dengan ukuran rongga sesuai dengan ukuran ion amonium sehingga zeolit dapat menyerapion amonium sebelum berubah menjadi nitrat. Namun banyak contoh zeolit mempunyai KTK kurang dari 100 meq/100g. Hal ini disamping rendahnya KTK zeolit juga masalah analisis zeolit yang belum dibakukan sehingga bahan yang sama jika dianalisis pada laboratorium yang berbeda menghasilkan nilai KTK yang sangat berbeda. Pada tanah-tanah yang memiliki KTK rendah, efisiensi penggunaan pupuk masih sangat rendah khususnya nitrogen karena mudah hilang melalui pencucian dalam bentuk nitrat, menguap ke udara dalam bentuk gas amoniak, dan berubah ke bentuk lain yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

         Cara aplikasi zeolit di bidang pertanian khususnya untuk perbaikan sifat-sifat tanah dan sebagai bahan peningkat efisiensi pupuk. Sebagai bahan pembenah tanah, jumlah zeolit yang perlu diberikan sekitar 10-20 ton/ha, suatu jumlah yang sangat banyak. Pada tanah-tanah yang memiliki KTK sangat rendah seperti tanah berpasir, tanah Podsolik, dan tanah Oksisol, pemberian zeolit sebagai bahan pembenah tanah dapat meningkatkan KTK tanah yang dalam jangka panjang dapat mempertahankan kualitas tanah. Beberapa perkebunan tebu di Kuba yang memiliki tanah Oxisol memilih cara ini dengan memberikan zeolit sampai 6 ton/ha. Namun demikian cara ini kurang populer di Indonesia karena memerlukan modal yang sangat besar

       Sebagai campuran pupuk, pemberian zeolit telah dipilih banyak petani. Zeolit dapat langsung dicampur dengan pupuk khusunya urea sebelum ditebarkan atau diberikan ke lahan pertanian. Campuran zeolit dan urea 1:1 merupakan perbandingan yang direkomendasikan. Zeolit juga dapat dicampurkan dengan pupuk urea sebelum dibuat pupuk urea granul. Jumlah 30% zeolit merupakan jumlah yang telah dipakai oleh banyak industri pupuk. Cara ini dapat menghemat penggunaan zeolit dengan hasil produksi yang cukup baik. Hasil-hasil penelitian di atas sebagian besar dilakukan dengan cara mencampur zeolit dengan pupuk. Berdasarkan kemampuan pertukaran terhadap kation yang tinggi, zeolit dapat mengikat dan menyimpan air dan pupuk sementara dan dengan mudah memberikan kepada tanaman pada saat memerlukan. Dengan proses kerja demikian.


sumber referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian

https://aldofernandonasir.wordpress.com/2014/03/16/essai-singkat-mengenai-pertanian-indonesia/amp/

https://media.neliti.com/media/publications/219453-none.pdf

Dari UKM PALWA"51"  untuk masyarakat

semoga bermanfaat

 

Komentar